Suara Indonesia menyuarakan Malaysia

Suara Perdebatan dapat kita lihat selama ini, Indonesia dan Malaysia bersimpuh bak artis yang digandrungi setiap masyarakatnya. Mulai dari kasus TKW yang tak hentinya, pulau rebutan (Sipadan dan Ligitan), Sampai pencaplokan Senibudaya seperti Batik, Reog, Angklung dan yang terakhir adalah pemutaran tari pendet dalam iklan pariwisata Malaysia Memberikan reaksi beragam pada masyarakat Indonesia. Sampai-sampai kita melihat 'perang' antar kedua negara ini sangat ramai dijumpai pada media Online.
Selain reaksi protes masyarakat Indonesia, pemerintah juga telah melakukan teguran sampai-sampai presiden SBY pun mengeluarkan suara kepada Malaysia untuk 'menjaga sensitivitas rakyat Indonesia' untuk menjaga kelangsungan hubungan kedua negara ini.

Meng'etika'kan Malaysia
Jika dalam blog salah satu rekanan Deni Andriana mengatakan untuk berterimakasih?! pada Malaysia. Sudah laiknya Malaysia menunjukkan Etika sebuah Negara yang besar. Memang Malaysia bukanlah negara kecil, bukan juga negara tertinggal. Sikap ketidaktahuan Pemerintah dari 'kerjaan' sebuah rumah produksi dalam iklan tari pendet ini memberikan (yang katanya) 'goresan' pada rakyat Indonesia. Kita juga berfikir masih ada orang-orang bijaksana yang mau meminta maaf dan menjunjung nilai etika untuk meluruskan 'kesalahan' yang telah terjadi. Semoga
Cermin Indonesia
Siapa yang tidak mengakui Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki kekayaan keanekaragaman sumberdaya alam apalagi seni dan budaya. Kita bisa melihat Reog, Angklung, Batik dan te-tarian yang hayati. Semua seni budaya itu memancing orang lain untuk mempelajari dan mengambilnya. Bagaimanapun tetaplah kita yang mengakibatkan adanya gempuran pengklaiman ini. Kita bisa melihat realitas sekeliling kita, bagaimana akulturasi pada lingkungan sekitar menjadi bumerang untuk kita bercermin kembali. Sebagian besar darinya, kita mengalami 'postmodernisme' tak terkendali, seperti ketika muncul iklan tari pendet dll, kita dibiasakan dengan caci-mencaci (terlihat pada forum online). Belum lagi Indonesia masih digempur dengan budaya barat yang instant, dimana anak-anak muda lebih mengenal hip-hop, RnB, Breakdance (apakah negara asalnya marah...?) daripada Tari Seudati, Likok pulo (aceh), Tor-tor (batak), Tari piring (Minang), Tari Tanggai (Sumsel), jaipong (jawabarat), Tari Bosara, Lumense (sulawesi) dll...? Kemana permainan patok lele, dimana bisa kita lihat anak-anak bermain perang-perangan dengan pelepah pisang, masih seringkah kita melihat meriam bambu berdentum keras pada perayaan ramadhan dan hari-hari besar. Ataukah saat ini kita hanya melihat anak-anak remaja bergerumul bercanda tawa pada bioskop/mall tanpa mengenalkan budaya berlabelkan A-S-L-I I-N-D-O-N-E-S-I-A...? Ini adalah cerminan pada kita bangsa Indonesia dinilai memiliki 'taste' sensitivitas.

ASAH
Pendengar musik, perasa kuliner luar, pelihat tari luar... Masih menikmati dawai lagu bunga seroja, khazanah kuliner nusantara dan te-tari-an Nusantara.

*posmodernisme :"perubahan kebudayaan penting pada kehidupan kontemporer, tingginya tingkat refleksitivitas, yang menunjukkan adanya kesadaran akan sifat terpilah-pilih, ambigu, dan tak pasti", dikutip dari buku cultural studies, chris barker.

Klik TombolBuka untuk foto budaya...
Powered by Moses Bandwidth








2 comments:

fizzicoholic said...

ganyang malaysia 100%..............harga mati.....!!!!!!!1

Ser Artan said...

menjaga kedaulatan memang harga mati...
tp berhati-2 ada yang diuntungkan krn memanfaatkan kondisi emosional org2...

Me...?!

"Black-Pearl From The East"
Seperti halnya "about me" di profil, maka blog ini sebuah ekspresi dalam mengumpulkan perjalanan dari lingkungan sosial saya. Bapak, Ibu, Wali, Kakak, Adik, Teman, Rekan dan Saudara semua- mencoba untuk berinteraksi ekspresi dalam berbagai hal, baik tulisan, foto maupun video yang ditampil-kan. Karna ketidakmampuan itu, sekitar adalah guru bagi diri ini... Sekalian numpang Ngeksis didunia-nya si maya... Love, Peace, Justice...
Ser-A
Add my Fb - Lets be a friend Follow me on Twitter - Lets be a friend
Better Future... - Ser Artan

Google Indexed

W3 Directory - the World Wide Web Directory