Budaya Sumpah Kebenaran

Gedung serba guna Wisma Teuku Umar atau yang dikenal asrama mahasiswa aceh di bandung itu diramaikan oleh penghuni asrama. Dimana para penghuni asrama akan melakukan sebuah ritual adat untuk membangun kepercayaan diantara sesama mereka. Ritual ini diadakan karena telah terjadi sebuah musibah pencurian, sebuah kamera, laptop dan dua hp raib diambil oleh pencuri.
Hasil dari investigasi didalam asrama, diduga ada orang dalam yang mengetahui keadaan lingkungan asrama. Karena itulah, penghuni asrama dan orang yang terlibat (ada) pada saat kejadian pencurian akan melakukan sumpah kepada Pencipta (Allah SWT) dan kitab suci (Al Quran)disaksikan seorang syeh (yang dipercayakan) dan satu orang saksi.

Sebelum memulai sumpah, syech (orang yang dipercaya) memberi petuah, bahwa sumpah ini bukan sekedar sumpah biasa karena sumpah ini pernah dilakukan dan akibatnya bagi 'yang salah' akan menerima laknat/kerugian atau kejadian ghaib atas kebesaran Allah SWT. Baik cepat atau lambat akibatnya.
Dalam penyebutan sumpah, semua orang yang terlibat mengucap lafaz yang sama. Dan setiap orang harus bersuci terlebih dahulu, karena orang yang bersumpah akan memegang AlQuran. Dan Lafaz itu berbunyi :
"Audzubillah himinasyaitonirrajim. Demi Allah, saya bersumpah bahwa saya tidak terlibat dalam pencurian ... ... ...".
Demikian inti lafaz dari sumpah tersebut
Kitapun dapat melihat berbagai kejadian kenapa diadakan ritual penyumpahan. Intinya menyerahkan segala urusan kepada Maha Pencipta dan Adil. Jika di daerah madura, sumpah ini dikenal dengan sumpah pocong (tradisi budaya) dalam mengambil sikap untuk kebenaran. Kasus Irena Handoyo (seorang mantan biarawati yang konsen terhadap sejarah agama) pun melakukan sumpah dikarenakan fitnah yang terjadi pada dirinya. Dan masih banyak kejadian ritual sumpah di daerah-daerah lain di Indonesia.
Apapun itu, sebelum melakukan sumpah, baiknya kita juga tidak lupa menempuh jalur hukum (walau terkadang belum maksimal) sehingga proses dalam menemukan sebuah kebenaran tidak berat sebelah dan adil bagi semuanya. Seperti yang dilakukan Irena Handoyo yang telah melapor fitnah tersebut kepada pihak yang berwajib. Namun Ia masih melakukan berbagai proses untuk mendapat sebuah kebenaran. Dan Semua orang yang tidak terlibat tidak mendapat tekanan (perubahan sikap) karena faktor kedekatan dan kesalahan informasi dalam memberikan sebuah keterangan. Akhir kata, Allah SWT lah yang memiliki kebenaran, Dan khilaf adalah manusia.

0 comments:

Me...?!

"Black-Pearl From The East"
Seperti halnya "about me" di profil, maka blog ini sebuah ekspresi dalam mengumpulkan perjalanan dari lingkungan sosial saya. Bapak, Ibu, Wali, Kakak, Adik, Teman, Rekan dan Saudara semua- mencoba untuk berinteraksi ekspresi dalam berbagai hal, baik tulisan, foto maupun video yang ditampil-kan. Karna ketidakmampuan itu, sekitar adalah guru bagi diri ini... Sekalian numpang Ngeksis didunia-nya si maya... Love, Peace, Justice...
Ser-A
Add my Fb - Lets be a friend Follow me on Twitter - Lets be a friend
Better Future... - Ser Artan

Google Indexed

W3 Directory - the World Wide Web Directory