Tempat penampungan sesaat itu disebut barak pengungsi, yang diberikan kepada korban Bencana Tsunami. Barak-barak itu tersusun blok per blok. Barak itu terbuat dari papan kayu yang memang dibuat untuk tempat tinggal sementara, disaat rekonstruksi itu dilaksanakan dan mendapat rumah permanen.Satu pintu untuk satu kepala keluarga korban. Dan disana terlihat puluhan atau mungkin ratusan kepala keluarga dalam satu kawasan. Sedangkan untuk MCK telah disediakan Air bersih dan WC umum di dekatnya. Barak itu bersebelahan dengan stadion bola banda aceh yaitu Stadion Harapan Bangsa. Memang Barak itu tidak terlalu besih, hal itu diakibatkan karena tidak semua pengungsi menjaga kebersihan lingkungannya.
Sanak saudara yang juga korban Tsunami itu tinggal disana. Mereka juga membuka warung kopi, untuk menambah penghasilan. Lumayan, warung kopi itu ramai kedatangan pengunjung. Apalagi pada saat jam istirahat dan malam hari, buruh dan pekerja sekitar kawasan barak itu selalu datang untuk melepas lelah bekerja.
Selama di Banda Aceh saya sering datang kesana dan beberapa kali pula untuk menginap dan mengetahui suasana tidur dalam barak pengungsian. Memberikan suasana baru, karena ketika kita berada didalam barak, hal unik itu ada yaitu kita selalu mendengar suara keras para tetangga. hehehe...
"Barak Pengungsi"
* ( Andra ) anak salah satu korban, dimana dia melihat langsung(trauma) gelombang Tsunami begitu tinggi. Keadaannya berpandangan berbalik dari orang-orang, karena ia digendong oleh ibunya saat berlarian menuju tempat aman
*kondisi barak, tidak terlalu bersih
*Stadion Harapan Bangsa tepat disamping barak
0 comments:
Post a Comment