Pertama kali sampai, tiada berpikir kemana aku akan jalan... Aku berpikir bagaimana caranya aku bisa melihat langsung kondisi lingkungan sanak saudara yang ada di Aceh setelah Tsunami itu. Dengan salah satu saudara, aku meluncur ke daerah yang bernama Lampulo itu. Hmmm...
Dapat dibayangkan dalam pikiran, karena rumah dari sanak saudara itu kurang lebih 2 kilometer dari pantai dan dekat dengan penangkaran ikan bagi nelayan yang baru pulang dari melaut.
Rumah itu sering aku kunjungi dari kecil, dan yang paling terkenang setiap liburan caturwulan. Rumah itu memberi inspirasi tersendiri, karena dari sana aku sering berpergian ke laut dan ke tempat penangkaran ikan. Selain itu, dikala hujan, aku suka menangkap ikan dengan golok dan senter dimalam hari...
Yah Lampulo memang memberi banyak kenangan dimasa lalu... Dan terakhir kesana, daerah itu menjadi lebih baik kondisinya, karena bantuan dari NGO atau LSM luar yang memberi bantuan untuk rekonstruksi rumah-rumah warga.
Dapat dibayangkan dalam pikiran, karena rumah dari sanak saudara itu kurang lebih 2 kilometer dari pantai dan dekat dengan penangkaran ikan bagi nelayan yang baru pulang dari melaut.
Rumah itu sering aku kunjungi dari kecil, dan yang paling terkenang setiap liburan caturwulan. Rumah itu memberi inspirasi tersendiri, karena dari sana aku sering berpergian ke laut dan ke tempat penangkaran ikan. Selain itu, dikala hujan, aku suka menangkap ikan dengan golok dan senter dimalam hari...
Yah Lampulo memang memberi banyak kenangan dimasa lalu... Dan terakhir kesana, daerah itu menjadi lebih baik kondisinya, karena bantuan dari NGO atau LSM luar yang memberi bantuan untuk rekonstruksi rumah-rumah warga.
0 comments:
Post a Comment